Selasa, 11 Oktober 2016


FASE-FASE PERTUMBUHAN ANAK 

Adalah kebahagiaan yg tak bisa dinilai, disaat kita bisa bersama dengan istri atau pasangan kita bisa mengikuti dan menyaksikan perkembangan anak-anak kita mulai dari bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Masa yg teramat sayang dilewatkan orang tua,  apalagi anak pada umur 0-2 tahun, karna pada saat itulah masa perkembangan otak balita kita atau sering disebut dengan golden period (masa keemasan). Rasa lelah bekerja seharian akan sirna sekejap, ketika kita menatap wajah anak balita kita yang sedang tidur, kita temukan wajahnya yang teduh, bersih, tanpa beban, dan penuh kedamaian. Sebagai orang tua, tentu kita akan selalu berusaha memenuhi kebutuhannya. Cukup makan, cukup sandang, dan di tempat tidur yang nyaman dengan fisiknya sehat sempurna.

Fisiknya yang sedang dalam proses tumbuh kembang, Keingintahuan mereka akan segala hal yang baru, menunjukkan kepada kita semua bahwa hidup ini harus selalu diisi dengan perjuangan, semangat belajar, dan kerja keras. Semua aspek kehidupannya, melahirkan inspirasi dan motivasi bagi kita untuk lebih berhati-hati menjaganya, agar kesuciannya tak terkotori oleh kesalahan pola asuh yang kita terapkan padanya. Dalam menerapkan pola asuh yg tepat, sebagai orang tua, tentunya harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang fase pertumbuhan anak, sehingga tumbuh kembang anak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Menurut Sigmund Freud, ada empat fase pertumbuhan anak yang juga menentukan kesehatan jiwa anak, yaitu: 

a. Fase Oral, Ciri-cirinya adalah:
  1. Merupakan fase paling awal yang berlangsung sejak lahir sampai 18 bulan.
  2. Fase ini menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan bayi serta pemuasan didaerah mulut, bibir, lidah dan daerah oral lainnya;
  3. Rangsangan pada daerah tersebut, misalnya dengan menggunakan dot susu botol atau puting susu akan menimbulkan sensasi yang menyebabkan anak mengisap dan mendatangkan kesenangan;
  4. Kesenangan tersebut mencakup rasa senang dengan kemampuannya untuk mengunyah maupun menggigit;
  5. Pada fase ini, mental anak sangat dipengaruhi oleh kepuasan oralitasnya. Jika berlebihan akan berdampak pada mentalnya, seperti anak akan menjadi sangat bergantung dan manja.


b.  Fase Anal, ciri-cirinya adalah:
  1. Fase ini berlangsung ketika anak berusia 1 tahun dan mulai mengalami resolusi saat usianya 3 tahun;
  2. Perkembangannya ditandai dengan kematangan saraf dan otot disekitar anus untuk mengendalikan dan menahan buang kotoran;
  3. Orang tua dapat mengajarkan cara-cara buang air kecil ke kamar mandi dan cara membuka celana sehingga anak akan terbiasa dan lebih mandiri.
  4. Munculnya inisiatif si anak untuk mempratikkan latihan yang telah diberikan oleh orang tuany
  5. Apabila pola pengajaran tidak efektif, berakibat pada anak akan lebih rewel, tidak menyukai bercelana atau berpakaian rapi
c. Fase phalik, ciri-cirinya adalah:
  1. Fase ini berlangsung mulai usia 3 tahun sampai dengan 5 tahun
  2. Ditandai dengan adanya minat, ketertarikan dan kesenangan pada area genital;
  3. Kurang berkembang pada anak yang tidak memiliki saudara dengan jenis kelamin berbeda;
  4. Ditandai dengan penis envy pada wanita (kecemburuan pada anak wanita karena mereka tidak memiliki penis) serta penis anxiety pada pria (kekhawatiran anak laki-laki akan kehilangan penis);
  5. Anak perempuan cenderung menginginkan perhatian lebih dari ayahnya dan menganggap ibunya sebagai saingan, hal sebaliknya juga terjadi pada anak lelaki.
 d. Fase Laten, ciri-cirinya adalah:
  1. Terjadi sampai anak memasuki usia pubertas (mulai usia 5-6 tahun sampai 11-13 tahun)
  2. Minat seksual yang mereda menyebabkan terjadinya suatu affiliasi homoseksual, baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan;
  3. Lebih aktif dalam aktifitas belajar dan bermain serta mudah berinteraksi dengan lingkungan;
  4. Keterampilan berkembang pesat;
  5. Jika kurang pengawasan, dapat mengakibatkan inabilitas, tidak ,memiliki minat dalam belajar serta mengembangkan keterampilan dan kepribadian.
 Pada fase awal (0-2) tahun, anak mempelajari cara berkomunikasi dan menyerap dasar-dasar kepercayaan melalui pengetahuan yang diterimanya. Pada fase prastudi (2-7 tahun), anak mulai memperluas pengetahuan dan pergaulan, dan mulai mengembangkan diri dengan pengetahuan dasar yang ia perlukan dalam membangun kapasitas hidup. Pada fase belajar (7-11 tahun), anak bersemangat mencari tahu, mengembangkan aspek dirinya, baik rasional, emosional maupun keterampilan. Mulai usia 11 tahun, anak memasuki fase dewasa, dimana ia masuk dalam lingkungan masyarakat dan menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan.


Oleh karena itu, tanggung jawab orang tua dan lingkungan keluarga sebagai pendidikan pertama dan utama bagi anak sangat penting dalam mempersiapkan keluarga yg berkualitas yang salah satunya bercirikan anak yang sehat, cerdas dan beriman. Dengan cara, berusaha mendidiknya dengan baik, memilihkan teman dan pergaulan yang baik, dan memberinya lingkungan hidup yang baik. (dani)



(Dikutip dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar